PENINGKATAN SARANA BUDIDAYA MANGROVE LSM KESLIMASY
Abstract
Pulau Bengkalis berbatasan langsung dengan Malaysia yang berada di Selat Melaka sehingga Pulau Bengkalis menerima gelombang laut yang besar. Gelombang laut yang besar ini menjadi salah satu pemicu terjadinya abrasi. Dulu, Pulau Bengkalis masih aman meski diterpa gelombang laut karena saat itu masih ada hutan mangrove di sepanjang pantainya. Kini, kondisinya sudah berubah, hutan mangrove ditumbangkan lalu dibuat kolam ikan. Dalam menyikapi masalah tersebut, masyarakat Pulau Bengkalis membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang budidaya mangrove. Salah satunya adalah KESLIMASY (Kelompok Studi Lingkungan dan Masyarakat) yang berada di Desa Air Putih. Dalam menjalankan kegiatan budidaya, KESLIMASY memiliki keterbatasan salah satunya adalah masalah sarana yang dimiliki. Saat ini, mereka tidak memiliki tempat istirahat dan tempat penyimpanan peralatan yang layak. Untuk membantu meningkatkan sarana KESLIMASY, kami akan merancang dan membangun sebuah bangunan sederhana yang terbuat dari kayu dengan ukuran 3x2m. Bahan yang digunakan adalah kayu untuk seluruh struktur bangunan dan seng untuk atap.
Full Text:
PDFReferences
Anonim, Panduan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Bengkalis, 2021, P3M Polbeng, Bengkalis
Erwan S., 2020, Abrasi Menggrogoti, Pulau Bengkalis Terancam, https://riaupos.jawapos.com/lingkungan/21/04/2021/223337/-abrasi-menggerogoti-pulau-bengkalis%C2%A0terancam/page-2.html (Akses 04 Mei 2021)
Febri K., 2020, Abrasi di Kabupaten Bengkalis jadi Program Prioritas Negara, https://www.gatra.com/detail/news/493040/kebencanaan/abrasi-di-kabupaten-bengkalis-jadi-program-prioritas-negara (Akses 04 Mei 2021)
DOI: https://doi.org/10.35314/tanjak.v2i1.2193
Refbacks
- There are currently no refbacks.